Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Kebersamaan dan Kehilangan Ramadhan Ini Terlalu Singkat Untuk Cintaku Yang Abadi

Hari Jumat, 05 April 2024

Suami saya tiada angin tiada hujan lalu memberikan hadiah ke saya berupa cincin, yang dia simpan dan diletakan di dekat tempat tidur.
 
Sungguh saya terkejut bercampur senang, ketika saya membuka kotaknya. suami hanya tersenyum manis di depan pintu kamar dan mengatakan bahwa itu adalah hadiah untuk saya.

Antara Kebersamaan dan Kehilangan Ramadhan Ini Terlalu Singkat Untuk Cintaku Yang Abadi

Karena menurutnya cincin saya yang lama sudah mulai memudar dan gompel (padahal sebenarnya masih dalam kondisi baik).
 
Saat itu saya sedang kurang sehat, jadi selama bulan puasa, saya tidak pernah memasak. 

Suami saya merasa kasihan dan membuat semua makanan berbuka dan sahur setiap harinya. 

Dia bangun lebih awal untuk sahur, melakukan sholat tahajud, membaca Al-Quran, membuat nasi dan menyiapkan makanan untuk sahur. 

Sementara itu, saya selalu dibangunkan terakhir dan saya jadi merasa sedih kenapa tidak dibangunkan lebih awal. 

Namun, suami saya selalu mengatakan bahwa dia melakukannya karena merasa kasihan karena saya sulit tidur di malam harinya.

"Izinkan saya sekilas menceritakan tentang suami saya" 
Kami telah menikah selama sekitar 6 tahun, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 2018. Dia adalah suami yang baik yang bisa saya harapkan

Selama pernikahan kami, dia melakukan semua pekerjaan rumah tangga. Saya hanya bertugas memasak saja, karena dia mengatakan bahwa dia sangat menyukai masakan saya
Kami berdua mengajar di pondok pesantren, sehingga kegiatan kami sehari-hari cukup padat. Biasanya, kami baru mulai bisa bersantai menjelang waktu Ashar hingga Maghrib. 

Setelah Maghrib, dia harus mengajar lagi hingga waktu Isya. Selama 6 tahun pernikahan kami, kehidupan rumah tangga kami sangat bahagia. 

Meskipun kami belum diberkahi dengan buah hati, kami tetap bahagia. Kami pernah menangis bersama, berdoa bersama, dan berusaha bersama. 

Intinya, ujian ini membuat kami semakin saling mencintai dan ber-empati satu sama lain. 

Saya mengalami keadaan sulit tidur di malam hari, jadi biasanya suami saya membaca Al-Quran di samping saya sampai saya benar-benar terlelap.
 
Jika suami tidak bisa pulang karena sibuk, dia akan melakukan panggilan video dengan saya dan membaca/memutakhirkan kitab sampai saya tertidur. 

Kebaikan suami saya tidak hanya ditunjukkan kepada saya sebagai istrinya, tetapi juga kepada semua orang, baik itu keluarga, saudara, maupun kerabatnya. 

Suami saya tidak bisa mendengar ada seseorang terutama tetangga lingkungan sekitar mengalami kesulitan, mau dalam bentuk uang ataupun tenaga dia orang pertama yang selalu datang.

Jika di ceritakan banyak sekali kebaikan yang tidak bisa saya sebutkan

Hari Sabtu, Tanggal 06 April 2024

Suami izin dan pamit kepada serta meminta ridho kepada saya untuk mengantarkan rombongan ustadznya ke Bandung.
 
Sebelum berangkat ke Bandung, suami saya sempat membelikan obat batuk dan mie instan untuk saya (meskipun dia sebenarnya tidak suka saya mengkonsumsi mie instant).
 
Namun, suami saya mengatakan bahwa dia membeli mie agar saya senang dan tidak repot dalam menyajikan hidangan sahur.
 
Rombongan mereka berangkat sekitar pukul 20.00 dan suami saya selalu memberi kabar kepada saya sepanjang perjalanan. 

Sampai suami saya memberi kabar pukul 00.45 bahwa mereka sedang istirahat sebentar di Purwokerto. 

Saya merespon whats appnya sekitar jam 03.00 dini hari, namun tidak mendapatkan respon balik. 

Saya mengira mungkin suami saya kesulitan karena sedang menyetir. 

Saya menunggu balasan hingga pukul 05.00 namun masih tidak ada kabar darinya …

"Tanpa sadar, saya ketiduran …."

Pukul 06.00

Teman saya datang ke rumah dengan mengetuk pintu dengan sangat keras, ketika saya membukakan pintu, badannya gemetar saat mengabarkan bahwa suami saya mengalami kecelakaan lalu lintas.

Saya bertanya gimana kejadiannya, dan bagaimana keadaan suami saya dan rombongannya,teman saya hanya terdiam.

kemudian dia mengatakan bahwa semua orang sudah dibawa ke rumah sakit.

Dalam hati, syukurlah kalo sudah dibawa ke rumah sakit lalu saya membuka ponsel, tidak ada balasan atau kabar dari siapa pun

Lalu saya ber-inisiatif untuk menelepon suami, ponselnya masih aktif tetapi tidak ada yang mengangkat.

Saya mencoba tetap tenang, berharap kepada Allah semuanya akan baik-baik saja.

Saya dan teman hanya bisa pasrah sambil menunggu kabar.

Kenapa semakin banyak teman teman yang datang ke rumah, ini membuat saya menjadi bingung dan heran.

Jika ini hanya kecelakaan biasa, mengapa mereka semua repot-repot datang ke rumah saya.

Dalam benak hati saya, ini kan hanya kecelakaan biasa? kenapa mereka semua menjadi di repotkan oleh berita ini?

Kenapa saya menjadi khawatir dan panik tentang keadaan suami saya, mulai keringat dingin dan gemetar tangan saya

Jika ada berita buruk apakah saya sanggup untuk mendengarkannya ..

Tidak lama adik ipar saya datang dan mengatakan bahwa suami saya sudah tiada dan meninggal di tempat kejadian
Ya Allah ..Tidak bisa ku lukiskan semua kesedihan ini
Saya harus menerima takdir bahwa suami saya yang tercinta tidak lagi Bersama untuk mendampingi saya.

Saya harus terus melanjutkan hidup tanpanya, Saya sangat mencintai sandaran hati saya.

Saya begitu Bahagia jika bersamanya, Tetapi Allah yang memiliki 

Tetapi Allah menggenggam jiwa suami saya, Allah lebih mencintai suami saya dan Allah yang akan memberikan kebahagiaan pada suami saya di tempat terbaiknya

"My lovely, kita tidak berpisah"

Engkau hanya berangkat lebih dulu, dan kita akan bertemu di tempat keabadian kita sesuai yang di janjikan Tuhan kita..

Dunia ini terlalu singkat untuk cintaku yang abadi.


Posting Komentar untuk "Antara Kebersamaan dan Kehilangan Ramadhan Ini Terlalu Singkat Untuk Cintaku Yang Abadi"

close