Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenangan Indah Dari Pertemuan Pertama Hingga Perpisahan Abadi

Saya dan suami saya mulai mengenal satu sama lain pada tahun 2009. Beliau adalah teman dekat pertama saya dan satu-satunya pria hingga belum pernah ada yang lain. 

Kami berdua sama-sama memiliki karakter pemalu. Sejak kami menjalin hubungan, kami belajar bersama, memahami satu sama lain, menerima kekurangan masing-masing, dan bersenang-senang bersama. 

Kenangan Indah Dari Pertemuan Pertama Hingga Perpisahan Abadi

Meskipun kami berbeda universitas, kami berjuang bersama untuk menyelesaikan kuliah. Suami saya adalah kakak tingkat saya. Dia adalah orang yang baik. 

Ketika kami bersama-sama, dia selalu mengajak saya untuk istirahat sejenak ke masjid saat waktu sholat tiba. Bahkan saat kami jalan-jalan di mall, dia selalu menyempatkan waktu untuk sholat. 

Saat kuliah, dia memperkenalkan saya pada dunia bimbel. Dari situlah kami mendapatkan uang dengan menjadi guru bimbel. Kami menggunakan uang tersebut untuk jalan-jalan, nonton, dan makan bersama. 

Sungguh masa-masa yang indah. Kami berdua lulus pada tahun 2012. Pada saat itu, dia belum berani mengenalkan saya kepada orang tuanya karena kami belum bekerja. 

Kami mengikuti job fair bersama-sama, saling membantu mencari informasi, dan mengirim lamaran melalui email. Akhirnya, saya mendapatkan pekerjaan di kota asal saya, Madiun, dan dia mendapatkan pekerjaan di Surabaya, tempat asalnya.

Kami menjalani hubungan jarak jauh selama 3 tahun, dan kami menikah pada awal tahun 2015. Setelah menikah, kami bertemu setiap akhir pekan. 

Sebulan setelah menikah, saya hamil. Pada tahun yang sama, kami memiliki seorang putra yang sholeh seperti ayahnya kelak. Setahun setengah kemudian, lahir anak kedua kami, seorang putri yang sangat ia sayangi. 

Hidup saya terasa lengkap dan sempurna. Saat ini, saya menyadari bahwa masa-masa itu adalah surga yang saya rasakan di dunia. Saya memiliki pasangan yang sempurna, anak-anak yang lucu, pekerjaan yang lancar. 

Namun, saya lupa bahwa semua ini adalah amanah, bahwa dunia adalah tempat ujian, bahwa hakikat manusia diciptakan untuk beribadah kepada-NYA, bahwa sebenarnya kita semua adalah milik Allah dan pasti akan kembali kepada-NYA.

Pada tanggal 11 Januari 2015, kami menikah, dan pada peringatan pernikahan kami yang ke-7 pada tanggal 11 Februari 2022, kami harus berpisah karena kematian. 

"Saat itu, pada hari Jumat, dia pulang, tetapi kami tidak bisa bertemu lagi. Yang pulang hanyalah jasadnya. Rohnya telah kembali kepada Sang Pemilik Sejati, Allah SWT" 

Beliau meninggal pada hari Jumat akibat kecelakaan saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Pukul 09.00, kami masih sempat bertukar pesan melalui WhatsApp, namun setelah shalat Jumat, saya mendapat kabar bahwa beliau sudah berada di kamar jenazah. 

Hati dan pikiran saya terguncang, saya mencoba menelepon nomor teleponnya, berharap ada yang salah. Namun, kenyataannya memang seperti itu, jiwa ini hancur, seolah-olah semuanya hancur berantakan, tidak ada artinya lagi semua yang telah kami bangun bersama. 

Saya menatap kedua anak saya yang selalu menunggu Jumat malam saat ayah mereka pulang. Sekarang mereka menjadi anak yatim. 

Pada hari itu, saya bangkit, memaksa diri saya untuk berpikir jernih. 

Saya mengurus kedatangan jenazah dan pemakamannya. Sampai saat ini, sudah 40 hari kepergian suami saya, cinta pertama saya, yang meninggalkan saya selamanya. 

Saat ini, saya masih berjuang untuk terus melangkah dan menjaga semangat hidup. Terima kasih Mas kamu telah memberikan kesempatan untuk momen-momen indah... 

Posting Komentar untuk "Kenangan Indah Dari Pertemuan Pertama Hingga Perpisahan Abadi"

close