Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mama Diva dan Papa TNI, Kisah Percintaan Kedua Orang Tuaku Yang Bikin Baper Bisa Jadi Relationship Goals

Pernahkah kamu mendengar cerita cinta kedua orangtuamu? 

Bagaimana mereka bertemu, jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk menikah? 

Mama Diva dan Papa TNI, Kisah Percintaan Kedua Orang Tuaku Yang Bikin Baper Bisa Jadi Relationship Goals

Terkadang, kisah cinta orangtua kita bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran berharga dalam hidup kita. 

Hari ini, aku ingin berbagi kisah cinta Mama dan Papaku yang unik dan mengharukan.

Mama, Si Penyanyi Cantik dari Banjar

Mama lahir dan besar di Martapura-Banjar, Kalimantan Selatan. Meskipun berdarah Jawa Tengah, ia tumbuh dengan budaya Banjar yang kental. 

Sebagai putri bungsu, Mama menjadi harapan terakhir Eyang (kakekku) untuk menikah dengan pria Jawa Tengah. 

Tapi, mencari jodoh se-suku di tanah rantau tidaklah mudah. 

Kalaupun ada, Mama hanya menganggap mereka sebatas teman.

Di era 80-an, Mama dikenal sebagai penyanyi berbakat di Banjar. Suaranya yang merdu dan penampilannya yang memukau membuat ia menjadi vokalis band Pemda (Pemerintah Daerah). 

Setiap kali manggung, penonton selalu terpesona, termasuk seorang pemuda gagah berseragam militer yang akan mengubah hidupnya.

Mimpi dan Harapan Eyang

Nak, Eyang berharap kamu menemukan jodoh dari tanah leluhur kita. Meneruskan tradisi dan nilai-nilai Jawa yang kita junjung, ujar Eyang suatu malam.

Mama hanya tersenyum. Ia menghargai keinginan Eyang, tapi hatinya belum menemukan yang tepat. 

Baginya, cinta tak bisa dipaksakan, apalagi hanya karena kesamaan suku. Namun, takdir berkata lain.

Prajurit Gagah Bertugas di Koramil, Dia Adalah Papaku 

Di tahun yang sama, seorang pria Jawa Tengah ditugaskan ke Banjar. Ia adalah lulusan Akademi Militer, ditempatkan di Koramil (Komando Rayon Militer) setempat. 

Perawakannya gagah, seragamnya ketat, mencerminkan disiplin dan ketegasan. dialah Papa.

Pertemuan Pertama yang Tak Terlupakan

Suatu malam, Papa mendapat tugas mengawal Dandim (Komandan Distrik Militer) ke sebuah acara. 

Di sana, ia menyaksikan penampilan band Pemda. Matanya terpaku pada sosok penyanyi cantik di atas panggung. 

"Masya Allah, piye carane wong Jawa sing Banjar bisa ayu kaya ngene?"

Saat itu, aku hanya bisa terdiam. Suaranya, penampilannya, semuanya begitu memukau. Aku tahu, dia berbeda, kenang Papa.

Perjuangan Cinta yang Berliku

Sejak malam itu, Papa mulai rajin mengirim surat ke rumah Mama. Namun, apa yang terjadi? 

Mama bahkan enggan membukanya! Oh, tidak semudah itu, Ferguso! Mama terkenal sombong dan sulit didekati.

Mama yang Jual Mahal

Dulu, aku memang sombong. Setiap bertemu Papa secara tidak sengaja, aku selalu menghindar. Kasihan dia, sering caper tapi dicuekin, Mama tertawa mengingat masa lalu.

Papa tidak pantang mundur. Setiap ada kesempatan, ia berusaha mendekati Mama. 

Kadang saat manggung, kadang di warung, atau bahkan saat Mama sedang jalan-jalan. 

Tapi hasilnya? Selalu dicuekin. Papa sering pulang dengan wajah kecewa, namun hatinya tetap teguh.

Campur Tangan Eyang Putri

Eyang, yang melihat perjuangan Papa, mulai geram dengan sikap Mama. Suatu hari, beliau memanggil Mama ke kamar.

Nak, buka hatimu untuk pemuda itu. Dia dari Jawa Tengah, seperti yang Eyang harapkan. Dia juga pria baik-baik. Jangan kau sia-siakan," tegas Eyang.

Takut menjadi anak durhaka, akhirnya Mama menurut. 

Ia mulai membuka surat-surat dari Papa, menanggapi sapaannya, dan tidak lagi menghindar saat bertemu. 

Lambat laun, benih-benih cinta mulai tumbuh.

Akhir yang Bahagia

Perjuangan Papa tidak sia-sia. Ketulusan dan kesabarannya meluluhkan hati Mama. 

Di tahun 1982, mereka akhirnya menikah, menyatukan dua jiwa dari latar belakang berbeda namun satu akar budaya.

Buah Cinta yang Menggemaskan

Dan lahirlah aku, si lucu dan imut ini. Hasil cinta mereka yang begitu dalam," aku menimpali dengan jenaka.

Ya, akulah bukti cinta mereka. Meskipun tumbuh di Kalimantan, darah Jawa mengalir kuat dalam diriku. 

Aku bangga menjadi perpaduan dua budaya yang kaya.

Langgeng Hingga Maut Memisahkan

Sudah lebih dari empat dekade berlalu. Mama dan Papa masih langgeng, meskipun sering bertengkar mulut. 

Biasanya sih, rebutan remote TV hampir tiap hari. Tapi percayalah, itu hanya bumbu cinta mereka.

Kalau tidak bertengkar, rasanya ada yang kurang. Itu cara kami mengekspresikan cinta, canda Papa.

Yang membuatku takjub, di usia senja mereka masih awet muda. Rambut keduanya masih lebat, berbanding terbalik denganku yang masih muda tapi rambut sudah malas-malasan nangkring di kepala.

Pelajaran Berharga dari Kisah Cinta Mereka

1. Cinta Tidak Mengenal Batas 

Meski berbeda latar belakang, cinta sejati bisa tumbuh.

2. Kesabaran Kunci Utama 

Papa tidak menyerah meski sering dicuekin. Kesabaran membawa hasil.

3. Dengarkan Nasihat Orangtua 

Kadang, orangtua punya intuisi yang tajam soal jodoh.

4. Perbedaan itu Indah 

Perpaduan dua budaya menciptakan harmoni yang unik.

5. Pertengkaran Bukan Akhir Segalanya 

Bertengkar bisa jadi cara mengekspresikan cinta, asal tidak berlebihan.

Kisah Mama dan Papa mengajarkanku bahwa cinta sejati tidak datang secara instan. 

Butuh perjuangan, kesabaran dan kadang campur tangan orang ketiga (dalam hal ini, Eyang). 

Meski awalnya Mama tidak suka Papa, takdir berkata lain. Sekarang, mereka adalah contoh pasangan langgeng yang kukagumi.

Semoga Mama Papa tetap bersama sampai maut memisahkan. Dan semoga aku juga menemukan cinta setulus mereka," doaku dalam hati.

Bagaimana denganmu? Adakah kisah cinta orangtuamu yang juga menginspirasi?

Bagikan ceritamu, karena setiap kisah cinta punya keunikan dan pelajaran berharganya masing-masing. 

Mari kita belajar dari generasi sebelum kita, agar kelak kita bisa menciptakan kisah cinta yang tak kalah indah.

Posting Komentar untuk "Mama Diva dan Papa TNI, Kisah Percintaan Kedua Orang Tuaku Yang Bikin Baper Bisa Jadi Relationship Goals "

close